oleh masyarakatnya, majikanku ini bernama Bapak Dimas, selama bekerja disini aku merasakan enak tidak enaknya menjadi pembantu, dan kejadian
selama tinggal disini aku pernah diperkosa. Malam itu sangat panas sekali aku mau tidur aja susah kemudian aku bukalah jendela kamarku supaya
anginnya masuk ke kamarku dan aku berganti pakaian dengan daster tipis aku menyalakan kipas anginnya baru aku bisa tertidur pulas. Yang
membuat aku bingung pada waktu itu aku malah bermimpi dengan sopir pribadinya Bapak Dimas. Namanya Pak Aris dalam mimpiku dia
mendatangiku dan memelukku tanpa pakaian dan telanjang total, walaupun usianya yang sudah tua tapi badannya itu yang kekar seperti orang
kebanyakan fitness, beliau mempunyai tubuh yang kekar dan berotot. Dan yang membuatku geli adalah buah terong yang menggantung indah di
pangkal pahanya. Ih, begitu menggemaskan.Perlahan-lahan beliau mendekatiku dan langsung meremas remas buah dadaku yang telah terbuka
bebas. Entah kenapa belaian Pak Aris terasa begitu nyata, seperti bukan dalam mimpi. Bahkan ketika bibir tebalnya mulai melumat kuping aku
sempat tersentak dan perlahan-lahan terjaga dari tidurku. Namun betapa terkejutnya aku saat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. SahabatQQ
Ternyata apa yang aku rasakan tadi bukan sekedar mimpi. Dihadapanku ternyata benar-benar ada sosok Pak Aris yang memeluk tubuhku.Pak Aris!
Apa yang Bapak lakukan? Aku mendorong tubuh Pak Aris kuat-kuat sehingga dia terjengkang ke belakang. Segera aku menutupi tubuhku yang
ternyata juga nyaris telanjang dengan selimut.Tenang, Lis! Sudah lama aku memendam nafsuku terhadapmu! Kembali Pak Aris mencoba merengkuh
tubuhku. Namun kembali aku mendorong tubuhnya kuat-kuat ke belakang. Pergi! Bentakku.Atau saya akan teriak!Silahkan teriak! Percuma saja
kamu teriak. Karena tidak akan ada orang yang mendengarmu. Apa kamu lupa, Pak Dimas dan keluarga tadi sore sudah berangkat ke Bandung untuk
liburan! Jadi lebih baik kamu turuti saja keinginanku!Pak Aris tersenyum sinis. Aku semakin ketakutan ketika Pak Aris kembali mendekatiku. Segera
saja aku melompat dari ranjang dan mencoba berlari ke arah pintu dengan kondisi telanjang.
Namun sial! Aku kalah cepat dengan Pak Aris
Dengan cepat, ia menyergapku dari belakang dan menghimpitkan tubuhku ke arah dinding. Kedua tangannya mencengkeram kuat lenganku ke atas
tembok, sedangkan kedua kakinya mengunci kakiku sehingga aku sulit untuk bergerak. Aku mencoba untuk meronta sekuat tenaga. Namun percuma,
tenaga Pak Aris memang jauh lebih kuat dibandingkan tenagaku yang hanya seorang wanita. Semakin kuat aku meronta, semakin kuat cengkeraman
Pak Aris di Tubuhku. Tolong, Pak! Lepaskan saya! aku menangis dan mengemis kepada Pak Aris. Namun percuma saja. Beliau tidak mendengarkan
perkataanku. Bahkan dengan liar Pak Aris menghunjamiku dengan ciuman mautnya. Lama kelamaan tanganku terkuras habis. Tubuhku menjadi
lemas. Aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Yang bisa aku lakukan hanyalah pasrah dan menuruti aturan mainnya Pak Aris.Perlahan-lahan

cengkeraman Pak Aris mulai mengendor. Perlakuannya yang semula kasar mulai melunak dan berubah menjadi lembut. Bahkan aku mulai masuk
dalam permainannya ketika dengan lembut Pak Aris mulai menggesek-gesekkan batan kejantanannya ke atas pahaku
Seketika itu kakiku terasa lemas dan lunglai. Aku tak kuat lagi menopang berat badanku sendiri, sehingga aku mulai terkulai. Namun dengan sigap,
Pak Aris segera menangkap tubuhku, mengangkatnya lalu membopongku ke atas ranjang. Sesaat terlintas di wajah Pak Aris sebuah senyum
kemenangan. Kemudian dengan lembut ia mulai melumat bibirku. Entah kenapa aku tidak kuasa untuk menolaknya. Bahkan ada dorongan kuat dari
dalam diriku untuk membalas lumatannya itu. Nah, begitu dong Lis! Kalau begini kan lebih enak! kata Pak Aris senang.Aku tersenyum tersipu-
sipu.Bapak benar, mungkin lebih baik saya menuruti bapak dari pertama tadi. Lagipula, sudah lama juga saya tidak mendapatkan sentuhan laki-laki.
Kembali Pak Aris tersenyum senang.Trus, ngapain kamu tadi pake coba berontak, Lis?”Tadi saya cuma kaget saja. Di balik penampilan bapak yang
bersahaja, kok tega-teganya bapak mencoba memperkosa saya. Tapi, ah sudahlah! Yang pentingkan sekarang saya sudah menjadi milik
Bapak!Kembali Pak Aris mulai mencumbuku. Ciumannya mulai merambat melalui leherku kemudian turun ke buah dadaku. Kumis tebalnya yang
kasar menyapu kulit dadaku sehingga menimbulkan sensasi tersendiri yang semakin membuatku serasa terbang ke angkasa
Ciuman dan jilatan Pak Aris terus bergerak turun. Sementara tangan kirinya meremas-remas buah dadaku, tangan kanannya tengah sibuk di pangkal
pahaku membuat pilinan-pilinan yang kurasa nikmat.Oh, Pak Aris! Jangan siksa aku seperti ini! rengekku.Pak Aris tidak memperdulikan ucapanku.
Justru ia malah menyibakkan rumput-rumput liar yang menghalangi pintu goa darbaku.Wah, Lis! Indah sekali memiaw kamu. Warnanya merah
muda dengan baunya yang semerbak. Oh, sungguh mempesona. Bagaikan sekuntum mawar merah yang tengah merekah di pagi hari. Pasti kamu
merawatnya dengan baik. Oh, Lis! Aku suka sekali dengan memiaw yang seperti ini!Perlahan-lahan Pak Aris menjulurkan lidahnya dan menyapu Agen Domino99
permukaan klitorisku. Terasa kasar, memang. Tapi nikmat!Ayolah, Pak! Ouhh, aku sudah tidak tahan lagi. Aku terus mengemis kepada Pak Aris.
Namun dia terus mempermainkan emosiku. Akhirnya aku mencari inisiatif lain. Aku mencoba menggerayangi tubuh kekar Pak Aris sambil mencari-
cari buah terong yang menggantung di pangkal pahanya.Dan tidak susah bagiku untuk menemukan buah terong sebesar itu. Dengan lembut dan
manja, aku mulai mengocok batang kontol Pak Aris di sertai dengan pijatan-pijatan yang membuat beliau merem melek. Perlahan aku membimbing
kont*lnya menuju ke memiawku yang sudah basah. Namun dengan nakal, Pak Aris hanya menempelkan dan menggesek-gesekkan ujung kepala
kont*lnya di atas bibir vaginaku. Terasa geli, memeng. Tapi sensasi yang aku rasakan terasa begitu nikmat. Belum pernah aku merasakan yang seperti
ini.Oh, Pak Aris! Ayolah.aku udah nggak tahan lagi, cepet masukin dong!Aku sudah tak bisa tahan diperlakukan seperti itu. Perlahan aku menaikkan
pantatku ke atas untuk menyambut kejantanan Pak Aris yang sudah ngaceng. Kemudian aku menekan pantat Pak Aris ke bawah supaya kont*l itu
bisa masuk dengan sempurna. Aaarrrghhh! aku menjerit kecil ketika batang kont*l Pak Aris yang besar itu menembus liang vaginaku. Awalnya terasa
seret dan perih, karena ukuran k*ntol Pak Aris memang besar dan panjang bila dibandingkan dengan milik suamiku. Namun setelah buah terong itu
tertanam beberapa saat di dalam liang vaginaku, rasa perih itu perlahan berubah menjadi rasa nikmat.Perlahan-lahan Pak Aris mulai mengayunkan
pantatnya naik dan turun. Hooohh.., Pak! Ssstt, enak Pak! aku jadi ngomong tak karuan.Ayo, Lis!Goyangkan juga pan..tatmu! Ooohhh!Aku menuruti

kata Pak Aris. Kucoba untuk mengikuti irama dan gerakan-gerakan nikmat yang dilakukan Pak Aris. Gesekan-gesekan halus antara batang kont*l Pak
Aris dengan dinding vaginaku terasa begitu nikmat.Ohhh, Lis! Ya begitu! Terus goyangkan pantatmu! Uuuhh, oohh, yes!Pak Aris tampak begitu
menikmati permainan kami. Kulihat wajahnya menengadah dengan mata terpejam, seolah meresapi sedotan dari vaginaku. Sesekali dari bibirnya
terdengar lenguhan dan desisan kenikmatan.Akupun juga menikmati sodokan-sodokan mantap batang k*ntol Pak Aris
Bahkan aku memeluk tubuh kekar Pak Aris dengan erat. Seolah tak ingin berhenti dari permainan itu. Keringat mengalir deras melalui pori-pori
tubuh kami, sehingga dada bidang Pak Aris yang berbulu lembut tampak mengkilat karena basah oleh keringat. Aku tidak menyangka, ternyata di
usianya yang mencapai setengah abad itu, Pak Aris masih memiliki stamina yang prima. Sampai-sampai aku kewalahan menghadapi goyangan dan
sodokan mautnya. Hingga akhirnya aku merasakan ada sesuatu yang berdenyut dari dalam rahimku.Ooohh, Pak! Saya, mau ke..luar!Ssshhhtt,
Arrhhhggg! Aku tidak kuat lagi menahan sesuatu yang mendesak keluar dari dalam rahimku
Namun Pak Aris masih terus mengayunkan kont*lnya keluar masuk dan menusuk-nusuk goa darbaku. Dan beberapa saat kemudian, aku juga
merasakan batang k*ntol Pak Aris mulai berdenyut-denyut didalam vaginaku. Sampai akhirnya. Aaaoouuhhh, Lis! Nikmat bangeet! Cairan putih
kental menyembur deras dari ujung tongkol Pak Aris. Pak Arispun kemudian menjatuhkan diri ke sisi tubuhku. Nafasnya tampak terengah-engah dan
terlihat kecapean. Oh, Pak Aris! Bapak memang benar-benar hebat. Sudah lama saya tidak merasakan nikmat seperti ini. Terima kasih ya Pak! Aku
memeluk tubuh Kekar Pak Aris.Kusandarkan kepalaku di dada bidang Pak Aris sambil mengelus-elus bulu-bulu lembut yang berbaris rapi sampai ke
pangkal pahanya. Dengan lembut pula Pak Aris membelai rambutku yang sedikit oleh keringat. Ah, ternyata diperkosa itu tidak selamanya tidak
enak. Kali ini justru aku mengharapkannya lagi
0 Komentar