SAHABATQQ menyediakan DEPOSIT via PULSA TELKOMSEL dan DANA/OVO/GO-PAY MINIMAL 10.000 || AKSES LINK RESMI HANYA Di http://202.95.10.199/ || TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

Artikel Seks ngentot dengan suster cantik

Artikelseks6969 - Artikel seks kali ini terjadi beberapa bulan yang lalu, dimana saat itu aku sedang dirawat di rumah sakit beberapa hari. aku masih duduk di kelas 2

Artikel Seks ngentot dengan suster cantik

SMA pada saat itu. Dan dalam urusan asmara, khususnya “bercinta” aku sama sekali belum memiliki pengalaman berarti. aku tidak tahu bagaimana

memulai cerita ini, karena semuanya terjadi begitu saja. Tanpa kusadari, ini adalah awal dari semua pengalaman asmaraku sampai dengan saat ini.

Sebut saja nama wanita itu Susi, karena jujur saja aku tidak tahu siapa namanya. Susi adalah seorang suster rumah sakit dimana aku dirawat. Karena

terjangkit gejala pengakit hepatitis, aku harus dirawat di Rumah sakit selama beberapa hari. Selama itu juga mbak Susi setiap saat selalu melayani

dan merawatku dengan baik. Orang tuaku terlalu sibuk dengan usaha pertokoan keluarga kami, sehingga selama dirumah sakit, aku lebih banyak

menghabiskan waktu seorang diri, atau kalau pas kebetulan teman-temanku datang membesukku saja.

Yang kuingat, hari itu aku sudah mulai merasa agak baikkan. aku mulai dapat duduk dari tempat tidur dan berdiri dari tempat tidur sendiri. Padahal

sebelumnya, jangankan untuk berdiri, untuk membalikkan tubuh pada saat tidur pun rasanya sangat berat dan lemah sekali. Siang itu udara terasa

agak panas, dan pengap. Sekalipun ruang kamarku ber AC, dan cukup luas untuk diriku seorang diri. Namun, aku benar-benar merasa pengap dan

sekujur tubuhku rasanya lengket. Yah, aku memang sudah beberapa hari tidak mandi. Maklum, dokter belum mengijinkan aku untuk mandi sampai

demamku benar-benar turun.Akhirnya aku menekan bel yang berada disamping tempat tidurku untuk memanggil suster. Tidak lama kemudian

suster Susi  yang kuanggap paling cantik dan paling baik dimataku itu masuk ke kamarku.“Ada apa Dik?” tanyanya ramah sambil tersenyum, manis.

Tubuhnya yang sintal dan agak membungkuk sambil memeriksa suhu tubuhku membuat aku dapat melihat bentuk payudaranya yang terlihat

montok dan menggiurkan. “Eh, ini Mbak. aku merasa tubuhku lengket semua, mungkin karena cuaca hari ini panas banget dan sudah lama aku tidak

mandi. Jadi aku mau tanya, apakah aku sudah boleh mandi hari ini mbak?”, tanyaku sambil menjelaskan panjang lebar.

aku memang senang berbincang dengan suster cantik yang satu ini. Dia masih muda, paling tidak cuma lebih tua 4-5 tahun dari usiaku saat itu.

Wajahnya yang khas itupun terlihat sangat cantik, seperti orang India kalau dilihat sekilas. “Oh, begitu. Tapi aku tidak berani kasih jawabannya

sekarang Dik. Mbak musti tanya dulu sama Pak dokter apa adik sudah boleh dimandiin apa belum”, jelasnya ramahSahabatQQ

Mendengar kalimatnya untuk “memandikan”, aku merasa darahku seolah berdesir keatas otak semua. Pikiran kotorku membayangkan seandainya

benar Mbak Susi mau memandikan dan menggosok-gosok sekujur tubuhku. Tanpa sadar aku terbengong sejenak, dan batang kontolku berdiri dibalik

celana pasien rumah sakit yang tipis itu. “Ihh, kamu nakal deh mikirnya. Kok pake ngaceng segala sih, pasti mikir yang ngga-ngga ya. hi hi hi”.

Mbak Susi ternyata melihat reaksi yang terjadi pada penisku yang memang harus kuakui sempat mengeras sekali tadi. aku cuma tersenyum menahan

malu dan menutup bagian bawah tubuhku dengan selimut. “Ngga kok Mbak, cuma spontanitas aja. Ngga mikir macem-macem kok”, elakku sambil

melihat senyumannya yang semakin manis itu.“Hmm, kalau memang kamu mau merasa gerah karena badan terasa lengket Mbak bisa mandiin

kamu, kan itu sudah kewajiban Mbak kerja disini. Tapi Mbak bener-bener ngga berani kalau Pak dokter belum mengijinkannya”, lanjut Mbak Susi

lagi seolah memancing gairahku. “Ngga apa-apa kok mbak, aku tahu Mbak ngga boleh sembarangan ambil keputusan” jawabku serius, aku tidak mau

terlihat “nakal” dihadapan suster cantik ini. Lagi pula aku belum pengalaman dalam soal memikat wanita. Suster Susi masih tersenyum seolah

menyimpan hasrat tertentu, kemudian dia mengambil bedak Purol yang ada diatas meja disamping tempat tidurku. “Dik, Mbak bedakin aja yah biar

ngga gerah dan terasa lengket”, lanjutnya sambil membuka tutup bedak itu dan melumuri telapak tangannya dengan bedak

aku tidak bisa menjawab, jantungku rasanya berdebar kencang. Tahu-tahu, dia sudah membuka kancing pakaianku dan menyingkap bajuku. aku

tidak menolak, karena dibedakin juga bisa membantu menghilangkan rasa gerah pikirku saat itu. Mbak Susi kemudian menyuruhku membalikkan

badan, sehingga sekarang aku dalam keadaan tengkurap diatas tempat tidur. Tangannya mulai terasa melumuri punggungku dengan bedak, terasa

sejuk dan halus sekali. Pikiranku tidak bisa terkontrol, sejak dirumah sakit, memang sudah lama aku tidak membayangkan hal-hal tentang seks,

ataupun melakukan onani sebagaimana biasanya aku lakukan dirumah dalam keadaan sehat. Kontolku benar-benar berdiri dan mengeras tertimpa

oleh tubuhku sendiri yang dalam keadaan tenglungkup. Rasanya ingin kugesek-gesekkan kontolku di permukaan ranjang, namun tidak mungkin

kulakukan karena ada Mbak Susi saat ini. fantasiku melayang jauh, apalagi sesekali tangannya yang mungil itu meremas pundakku seperti sedang

memijat. Terasa ada cairan bening mengalir dari ujung kontolku karena terangsang. Beberapa saat kemudian Mbak Susi menyuruhku membalikkan

badan. aku merasa canggung bukan main, karena takut dia kembali melihat kontolku yang ereksi.“Iya Mbak..”, jawabku sambil berusaha

menenangkan diri, aku pun membalikkan tubuhku. Kini kupandangi wajahnya yang berada begitu dekat denganku, rasanya dapat kurasakan

hembusan nafasnya dibalik hidung mancungnya itu. Kucoba menekan perasaan dan pikiran kotorku dengan memejamkan mata.

Sekarang tangannya mulai membedaki dadaku, jantungku kutahan sekuat mungkin agar tidak berdegup terlalu kencang. Aku benar-benar terangsang

sekali, apalagi saat beberapa kali telapak tangannya menyentuh putingku. “Ahh, geli dan enak banget”, pikirku.

“Wah, kok jadi keras ya? he he he”, aku kaget mendengar ucapannya ini. “Ini loh, putingnya jadi keras.. kamu terangsang ya?”

Mendengar ucapannya yang begitu vulgar, aku benar-benar terangsang. Kontolku langsung berdiri kembali bahkan lebih keras dari sebelumnya. Tapi

aku tidak berani berbuat apa-apa, cuma berharap dia tidak melihat kearah kontolku.

aku cuma tersenyum dan tidak bicara apa-apa. Ternyata Mbak Susi semakin berani, dia sekarang bukan lagi membedaki tubuhku, melainkan



memainkan putingku dengan jari telunjuknya. Diputar-putar dan sesekali dicubitnya putingku. “Ahh, geli. Jangan digituin”, kataku menahan malu.

“Kenapa? Ternyata cowok bisa terangsang juga yah kalau putingnya dimainkan gini”, lanjutnya sambil melepas jari-jari nakalnya.

aku benar-benar kehabisan kata-kata, dilema kurasakan. Disatu sisi aku ingin terus di”kerjain” oleh Mbak Susi, satu sisi aku merasa malu dan takut

ketahuan orang lain yang mungkin saja tiba-tiba masuk. “Dik Kusumo sudah punya pacar?”, tanya Mbak Susi kepadaku.“Belum Mbak”, jawabku

berdebar, karena membayangkan ke arah mana dia akan berbicara.“Dik Kusumo, pernah main sama cewek ngga?”, tanyanya lagi. “Belum mbak”

jawabku lagi.“hi.. hi.. hi.. masa ngga pernah main sama cewek sih”, lanjutnya centil. Aduh pikirku, betapa bodohnya aku bisa sampai terjebak

olehnya. Memangnya “main” apaan yang aku pikirkan barusan. Pasti dia berpikir aku benar-benar “nakal” pikirku saat itu.

“Pantes deh, de Kusumo dari tadi Mbak perhatiin ngaceng terus, Dik Kusumo mau main-main sama Mbak ya?

Wow, nafsuku langsung bergolak. aku cuma terbengong-bengong. Belum sempat aku menjawab, Mbak Susi sudah memulai aksinya. Dicumbuinya

dadaku, diendus dan ditiup-tiupnya putingku. Terasa sejuk dan geli sekali, kemudian dijilatnya putingku, dan dihisap sambil memainkan putingku di

dalam mulutnya dengan lidah dan gigi-gigi kecilnya. “Ahh, geli Mbak”m rintihku keenakan

Kemudian dia menciumi leherku, telingaku, dan akhirnya mulutku. Awalnya aku cuma diam saja tidak bisa apa-apa, setelah beberapa saat aku mulai

berani membalas ciumannya. Saat lidahnya memaksa masuk dan menggelitik langit-langit mulutku, terasa sangat geli dan enak, kubalas dengan

memelintir lidahnya dengan lidahku. Kuhisap lidahnya dalam-dalam dan mengulum lidahnya yang basah itu. Sesekali aku mendorong lidahku

kedalam mulutnya dan terhisap oleh mulutnya yang merah tipis itu. Tanganku mulai berani, mulai kuraba pinggulnya yang montok itu. Namun, saat

aku mencoba menyingkap rok seragam susternya itu, dia melepaskan diri. “Jangan di sini Dik, ntar kalau ada yang tiba-tiba masuk bisa gawat”,

katanya.Tanpa menunggu jawabanku, dia langsung menuntunku turun dari tempat tidur dan berjalan masuk ke kamar mandi yang terletak disudut

kamar. Di dalam kamar mandi, dikuncinya pintu kamar mandi. Kemudian dia menghidupkan kran bak mandi sehingga suara deru air agak berisik

dalam ruang kecil itu. Tangannya dengan tangkas menanggalkan semua pakaian dan celanaku sampai aku telanjang bulat.

Kemudian dia sendiri pun melepas topi susternya, digantungnya di balik pintu, dan melepas beberapa kancing seragamnya sehingga aku sekarang

dapat melihat bentuk sempurna payudaranya yang kuning langsat dibalik Bra-nya yang berwarna hitam.

Kami pun melanjutkan cumbuan kami, kali ini lebih panas dan bernafsu. aku belum pernah berciuman dengan wanita, namun Mbak Susi benar-

benar pintar membimbingku. Sebentar saja sudah banyak jurus yang kepelajari darinya dalam berciuman.
Artikel Seks ngentot dengan suster cantik

Kulumat bibirnya dengan bernafsu. Kontolku yang berdiri tegak kudekatkan kepahanya dan kugesek-gesekkan. Ahh enak sekali. Tanganku pun

makin nekat meremas dan membuka Bra-nya. Kini dia sudah bertelanjang dada dihadapanku, kuciumi puting susunya, kuhisap dan memainkannya

dengan lidah dan sesekali menggigitnya. “Yes, enak.. ouh geli dik, ah.. kamu pinter banget sih”, desahnya seolah geram sambil meremas rambutku

dan membenamkannya ke dadanya. Kini tangannya mulai meraih kontolku, digenggamnya. Tersentak aku dibuatnya. Genggamannya begitu erat,

namun terasa hangat dan nikmat. aku pun melepas kulumanku di putingnya, kini ku duduk diatas closet sambil membiarkan Mbak Susi memainkan

kontolku dengan tangannya. Dia jongkok menghadap selangkanganku, dikocoknya kontolku pelan-pelan dengan kedua tangannya.

“Ahh, enak banget Mbak.. asik.. ahh.. ahh..”, desahku menahan agar tidak menyemburkan maniku cepat-cepat.

Kuremas payudaranya saat dia terus mengocok kontolku, sekarang kulihat dia mulai menyelipkan tangan kirinya di selangkangannya sendiri,

digosok-gosoknya tangannya ke arah memeknya sendiri. Melihat aksinya itu aku benar-benar terangsang sekali. Kujulurkan kakiku dan ikut

memainkan memeknya dengan jempol kakiku. Ternyata dia tidak mengelak, dia malah melepas celana dalamnya dan berjongkok tepat diatas posisi

kakiku. Kami saling melayani, tangannya mengocok kontolku pelan sambil melumurinya dengan ludahnya sehingga makin licin dan basah,

sementara aku sibuk menggelitik memeknya yang ditumbuhi bulu-bulu keriting itu dengan kakiku. Terasa basah dan sedikit becek, padahal aku cuma

menggosok-gosok saja dengan jempol kaki. “Yes.. ah.. nakal banget kamu Kusumo.. em, em, eh.. enak banget”, desahnya keras.

Namun suara cipratan air bak begitu keras sehingga aku tidak khawatir didengar orang. aku juga membalas desahannya dengan keras juga.

“Mbak Susi, sedotin kontol aku dong.. please.. aku kepingin banget”, pintaku karena memang sudah dari tadi aku mengharapkan sedotan mulutnya di

kontolku seperti adegan film BF yang biasa kutonton. “Ih.. kamu nakal yah”, jawabnya sambil tersenyum.

Tapi ternyata dia tidak menolak, dia mulai menjilati kepala kontolku yang sudah licin oleh cairan pelumas dan air ludahnya itu. aku cuma bisa

menahan nafas, sesaat gerakan jempol kakiku terhenti menahan kenikmatan yang sama sekali belum pernah kurasakan sebelumnya.

Dan tiba-tiba dia memasukkan kontolku ke dalam mulutnya yang terbuka lebar, kemudian dikatup mulutnya sehingga kini kontolku terjepit dalam

mulutnya, disedotnya sedikit batang kontolku sehingga aku merasa sekujur tubuhku terasa mengejang, kemudian ditariknya kontolku keluar.

“Ahh.. ahh..”, aku mendesah keenakkan setiap kali tarikan tangannya dan mulutnya untuk mengeluarkan kontolku dari jepitan bibirnya yang manis

itu. Kupegang kepalanya untuk menahan gerakan tarikan kepalanya agar jangan terlalu cepat. Namun, sedotan dan jilatannya sesekali disekeliling

kepala kontolku didalam mulutnya benar-benar terasa geli dan nikmat sekali. Tidak sampai diulang 10 kali, tiba-tiba aku merasa getaran di sekujurAgen Domino99

batang kontolku. Kutahan kepalanya agar kontolku tetap berada dsidalam mulutnya. Seolah tahu bahwa aku akan segera “keluar”, Mbak Susi

menghisap semakin kencang, disedot dan terus disedotnya kontolku. Terasa agak perih, namun sangat enak sekali. “AHH.. Ahh.. ahh”,

teriakku mendadak tersemprot cairan mani yang sangat kental dan banyak karena sudah lama tidak dikeluarkan itu kedalam mulut Mbak Susi.

Dia terus memnghisap dan menelan maniku seolah menikmati cairan yang kutembakkan itu, matanya merem-melek seolah ikut merasakan

kenikmatan yang kurasakan. Kubiarkan beberapa saat kontolku dikulum dan dijilatnya sampai bersih, sampai kontolku melemas dan lunglai, baru

dilepaskannya sedotannya. Sekarang dia duduk di dinding kamar mandi, masih mengenakan pakaian seragam dengan kancing dan Bra terbuka, ia

duduk dan mengangkat roknya ke atas, sehingga kini memeknya yang sudah tidak ditutupi CD itu terlihat jelas olehku. Dia membuka lebar pahanya,

dan digosok-gosoknya memeknya dengan jari-jari mungilnya itu. aku cuma terbelalak dan terus menikmati pemandangan langka dan indah ini.

Sungguh belum pernah aku melihat seorang wanita melakukan masturbasi dihadapanku secara langsung, apalagi wanita itu secantik dan semanis

Mbak Susi. Sesaat kemudian kontolku sudah mulai berdiri lagi, kuremas dan kukocok sendiri kontolku sambil tetap duduk di atas toilet sambil

memandang aktifitas “panas” yang dilakukan Mbak Susi. Desahannya memenuhi ruang kamar mandi, diselingi deru air bak mandi sehingga desahan

itu menggema dan terdengar begitu menggoda. Saat melihat aku mulai ngaceng lagi dan mulai mengocok kontol sendiri, Mbak Susi tampak semakin



terangsang juga. Tampak tangannya mulai menyelip sedikit masuk kedalam memeknya, dan digosoknya semakin cepat dan cepat. Tangan satunya

lagi memainkan puting susunya sendiri yang masih mengeras dan terlihat makin mancung itu.

“Ihh, kok ngaceng lagi sih.. belum puas ya..”, canda Mbak Susi sambil mendekati diriku.

Kembali digenggamnya kontolku dengan menggunakan tangan yang tadi baru saja dipakai untuk memainkan memeknya. Cairan memeknya di

tangan itu membuat kontolku yang sedari tadi sudah mulai kering dari air ludah Mbak Susi, kini kembali basah. aku mencoba membungkukkan

tubuhku untuk meraih memeknya dengan jari-jari tanganku, tapi Mbak Susi menepisnya

“Ngga usah, biar cukup Mbak aja yang puasin kamu.. hehehe”, agak kecewa aku mendengar tolakannya ini.

Mungkin dia khawatir aku memasukkan jari tanganku sehingga merusak selaput darahnya pikirku, sehingga aku cuma diam saja dan kembali

menikmati permainannya atas kontolku untuk kedua kalinya dalam kurun waktu 10 menit terakhir ini.

Kali ini aku bertahan cukup lama, air bak pun sampai penuh sementara kami masih asyik “bermain” di dalam sana. Dihisap, disedot, dan sesekali

dikocoknya kontolku dengan cepat, benar-benar semua itu membuat tubuhku terasa letih dan basah oleh peluh keringat.

Mbak Susi pun tampak letih, keringat mengalir dari keningnya, sementara mulutnya terlihat sibuk menghisap kontolku sampai pipinya terlihat

kempot. Untuk beberapa saat kami berkonsentrasi dengan aktifitas ini. Mbak Susi sungguh hebat pikirku, dia mengulum kontolku, namun dia juga

sambil memainkan memeknya sendiri. Setelah beberapa saat, dia melepaskan hisapannya.

Dia merintih, “Ah.. ahh.. ahh.. Mbak mau keluar Dik, Mbak mau keluar”, teriaknya sambil mempercepat gosokan tangannya

“Sini mbak, aku mau menjilatnya”, jawabku spontan, karena teringat adegan film BF dimana pernah kulihat prianya menjilat memek wanita yang

sedang orgasme dengan bernafsu.Mbak Susi pun berdiri di hadapanku, dicondongkannya memeknya ke arah mulutku.

“Nih.. cepet hisap Dik, hisap..”, desahnya seolah memelas.

Langsung kuhisap memeknya dengan kuat, tanganku terus mengocok kontolku. Aku benar-benar menikmati pengalaman indah ini. Beberapa saat

kemudian kurasakan getaran hebat dari pinggul dan memeknya. Kepalaku dibenamkannya ke memeknya sampai hidungku tergencet diantara bulu-

bulu jembutnya. Kuhisap dan kusedot sambil memainkan lidahku di seputar kelentitnya.

“Ahh.. ahh..”, desah Mbak Susi disaat terakhir berbarengan dengan cairan hangat yang mengalir memenuhi hidung dan mulutku, hampir muntah aku

dibuatnya saking banyaknya cairan yang keluar dan tercium bau amis itu.

Kepalaku pusing sesaat, namun rangsangan benar-benar kurasakan bagaikan gejolak pil ekstasi saja, tak lama kemudian aku pun orgasme untuk

kedua kalinya. Kali ini tidak sebanyak yang pertama cairan yang keluar, namun benar-benar seperti membawaku terbang ke langit ke tujuh.

Kami berdua mendesah panjang, dan saling berpelukkan. Dia duduk diatas pangkuanku, cairan memeknya membasahi kontolku yang sudah lemas

Kami sempat berciuman beberapa saat dan meninggalkan beberapa pesan untuk saling merahasiakan kejadian ini dan membuat janji di lain waktu

sebelum akhirnya kami keluar dari kamar mandi. Dan semuanya masih dalam keadaan aman-aman saja.

Mbak Susi, adalah wanita pertama yang mengajariku permainan seks. Sejak itu aku sempat menjalin hubungan gelap dengan Mbak Susi selama

hampir 2 tahun, selama SMA aku dan dia sering berjanji bertemu, entah di motel ataupun di tempat kostnya yang sepi.

Keperjakaanku tidak hanya kuberikan kepadanya, tapi sebaliknya keperawanannya pun akhirnya kurenggut setelah beberapa kali kami melakukan

sekedar esek-esek. Kini aku sudah kuliah di luar kota, sementara Mbak Susi masih kerja di Rumah sakit itu.

aku jarang menanyakan kabarnya, lagi pula hubunganku dengannya tidak lain hanya sekedar saling memuaskan kebutuhan seks. Konon, katanya dia

sering merasa “horny” menjadi perawat. Begitu pula pengakuan teman-temannya sesama suster. aku bahkan sempat beberapa kali bercinta dengan

teman-teman Mbak Susi. Pengalaman masuk rumah sakit, benar-benar membawa pengalaman indah bagi hidupku, paling tidak masa mudaku benar-

benar nikmat. Mbak Susi,  benar-benar fantastis menurutku

Posting Komentar

0 Komentar