SAHABATQQ menyediakan DEPOSIT via PULSA TELKOMSEL dan DANA/OVO/GO-PAY MINIMAL 10.000 || AKSES LINK RESMI HANYA Di http://202.95.10.199/ || TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

Skandal Rani Partner Seksku Pada Saat Di Surabaya

   Artikel seks -  Siang itu, ketika aku sedang siap-siap untuk istirahat makan siang, tiba-tiba Eko temanku bilang bahwa aku dipanggil pimpinan, maka segera aku datangi ruangan beliau yang terletak di lantai 3.“ Selamat Siang, Pak …..” kataku saat sudah berada di ruangannya.

“ Ah, Ari … masuk .. masuk “ jawabnya dan kalau dia sudah memanggil nama, itu artinya urusannya tidak ribet, dia tidak sedang bad mood. Pimpinanku usianya 3 tahun di atasku, dan aku merupakan salah satu stafnya yang sering diajak berkonsultasi urusan termasuk urusan pribadi. Dalam kesempatan tertentu, dia lebih bersikap akrab denganku … salah satunya seperti siang ini.

SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya

SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya

“ Duduk, Ar ….. “ katanya dan sambil duduk aku bertanya, “ Ada apa, Pak ?’

“ Ar … gini, aku diminta untuk menghadiri seminar di Surabaya selama 4 hari tapi aku males mau kesana, aku pikir kamu kayanya siap untuk berangkat kesana. Nanti sore harus check in dan jam 19.30 pembukaan, katanya oleh Dirjen “

Surabaya …… aaahhh, otakku langsung tertuju pada sebuah nama yang pernah dekat denganku tapi secepat ini ?

Aku hanya terdiam saat pimpinanku menyerahkan map dan saat ku buka, disana sudah ada tiket pesawat untuk pp, surat jalan dan amplop yang berisi uang jalan.

“ Baik, Pak …. Kalau begitu saya mohon ijin pulang duluan, mau ke rumah dulu untuk lapor sama istri dan menyiapkan pakaian “ kataku sambil membawa map itu.

“OK, jaga dirimu baik-baik dan salam untuk istrimu”, katanya sambil kembali ke mejanya.

“Terima Kasih, Pak. Selamat Siang”, jawabku sambil berlalu.

Pimpinanku paham dengan sikapku yang tidak banyak protes dan bicara sehingga diapun hanya melambaikan tangan saat aku berlalu meninggalkan ruangannya.

Segera ku bereskan mejaku dan saat ku lihat ruangan sudah agak sepi karena sedang istirahat makan siang, aku hanya melihat Eko sedang menikmati makan siang di mejanya.

“ Ko, aku jalan dulu sampai Minggu. Bos nyuruh aku seminar di Surabaya”, kataku.

“ Wah, jalan lagi to Mas …. “ katanya.

“ Biasalah … “ jawabku sambil menepuk bahunya lantas berlalu menuju parkiran. Ku bawa Strada kesayanganku meninggalkan kantor dan segera aku pulang.Tiba di rumah aku disambut istriku yang merasa heran aku pulang masih siang namun setelah ku terangkan maka diapun dengan segera menyiapkan makan siang. Sambil makan istriku bertanya apa saja yang harus disiapkan lalu setelah selesai, istriku menyiapkan bajuku.

“ Ayah …. Ibu gak bisa ngasih bekal khusus lho …. Ada tamu berkunjung, datangnya tadi pagi,” kata istriku. Agak kecewa juga aku karena biasanya kalau hendak berangkat istriku suka “menguras” isi senjataku. Akhirnya siang itu aku hanya melakukan pelukan hangat dan French kiss lalu dia oral batangku tapi tidak sampai tumpah …..

Setelah beristirahat sejenak lalu aku berangkat diantar istriku ke bandara Husein Sastranegara dengan Stradaku. Selesai mengurus administrasi, istriku kembali pulang membawa Stradaku dan aku segera menuju ke pesawat yang akan membawaku ke Surabaya.

Setelah pesawat take off aku pun memilih tidur … lumayanlah, 2 jam bisa membuat badanku segar.

Udara panas menyambutku di Bandara Juanda saat aku keluar dari pelataran terminal dan segera aku memanggil taksi untuk membawaku ke hotel di kawasan Darmo.

Ketika aku ada di dalam taksi, iseng ku buka bb dan kucari nomor Rani dan ketika ku dapat, ku telepon dia.

“ Selamat Sore, Rani “ kataku saat ku dengar jawaban hallo di seberang.

“ Sore …. Ini siapa yaa ?” jawabnya.

“ Sama Pemandunya Rani waktu berkemah di Gunung Patuha dan di Pantai Jayanti “, jawabku bercanda.

“ Pak Ari ??? Yayang …… aahhh ….. “ ku dengar suaranya, jerit kegirangannya ……. “ Yayang dimana ?” tanyanya dengan nada yang ceria …

“ Aku sedang di taksi … mau ke Hotel Mer***e ……. “

“ Yayang di Surabaya ? Beneran ? …. Ayang kesana sekarang “ katanya tampa sempat ku selesaikan perkataanku, Rani sudah menutup bb-nya.

Aku tidak berusaha menghubunginya lagi dan 15 menit kemudian taksi tiba di pelataran hotel berbintang 4 Kota Pahlawan ini.

Travel bag ku langsung dibawa bell boy sementara aku mengurus administrasi. Kamar ternyata sudah disiapkan oleh pimpinanku sehingga setelah aku sebutkan namaku, Recepcion hanya menyerahkan kunci pada bell boy dan aku segera di bawa ke kamarku di lantai 3. Tiba di kamar, ku beri tips pada bell boy lalu segera aku buka sepatu, aku berniat mau mandi agar tubuhku segar dan saat aku hendak membuka kemejaku, tiba-tiba bbku berbunyi dan kubaca pemanggilnya …. Rani.

“ Yang, aku sudah di lobby, Yayang dimana ?”, Tanya Rani

“ Aku di kamar 324, mau aku susul atau Ayang kesini sendiri ? “ jawabku.

“ Aku kesana sendiri …. Yayang tunggu saja yaa ….. “ jawab Rani.

Ku buka jendela kamar dan saat aku memeriksa kamar mandi, pintu ada yang mengetuk, segera aku menuju pintu dan ketika ku buka …. di hadapanku berdiri sesosok Rani, gadis yang pernah menancapkan sebuah tonggak sejarah petualanganku sebagai lelaki …. yang menyerahkan kesuciannya kepadaku dengan suka rela dan ….. beberapa detik kemudian sosok ini telah menghambur ke dalam pelukanku, memelukku dengan erat. Aku balas memeluknya lalu perlahan ku lepas pelukanku, ku geser tubuhnya agar tidak menghalangi pintu yang terbuka. Khawatir juga aku kalau sampai ada yang lihat keberadaanku bersama Rani. Setelah pintu ku kunci, ku bimbing Rani ke sofa dan setelah duduk, kembali Rani memelukku dengan kencang. Ku peluk tubuh belianya, ku usap rambutnya, punggungnya lalu Rani menjauhkan sedikt wajahnya, menatapku dan kemudian matanya mulai terpejam … perlahan ku dekatkan wajahku dan ku kecup bibirnya yang ranum. Bibir kami berpagut cukup lama, melepas kerinduan yang cukup panjang.

Ciuman kami terlepas dan kami saling bertatapan lalu setelah beberapa helaan nafas ada dalam keheningan, kami lalu terlibat dalam obrolan yang hangat. Rani banyak bercerita tentang kehidupannya di Surabaya dan aku mendengarkan, sesekali ku tanggapi ceritanya. Rani bercerita sambil memegang tanganku dan sesekali ku belai rambutnya yang panjang terurai.

“ Ayang, malam ini aku mau daftar dulu dan mengikuti pengarahan”, mungkin bisa selesai malam. Jadi gimana acara kita sekarang ? “ tanyaku.

“ Ayang kangen ….. kangen sekali “ sambil mengecup bibirku “ biarkan malam ini Ayang mo temenin Yayang di kamar ini ?’, lanjutnya.

“ Eh … kan besok harus sekolah, masa bolos ? “

“ Besok sekolah libur karena mau dipakai rapat “, jawabnya sambil memelukku dengan erat.

Wah … bakal melewati malam dengan pertempuran nih, kataku dalam hati ….. ku balas pelukan Rani, ku kecup bibirnya dan dia sambut kecupanku dengan gairah remajanya yang masih meledak-ledak..

Kami akhirnya bergumul di sofa, bibir dan lidah kami saling bertaut dengan panas lalu tangankupun tidak mau diam, ku belai remas lembut dada Rani yang masih ranum …. Kenikmatan meremas-remas dan mempermainkan dadanya itu terasa betul sampai-sampai batangku yang sedari tadi sudah menegang terasa semakin keras. Rani sekarang lebih mengambil inisiatif. ketika tangan kananku mulai merayap ke arah selangkangannya. Rani membuka lebar pahanya sehingga tanganku dapat bergerak bebas membelai selangkangannya, meremas pahanya.

Rani mengeratkan pelukannya di leherku ketika tanganku membelai selangkangannya yang masih terbungkus celana panjang. SahabatQQ

SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya

Merasa tidak bebas, akhirnya ku lepas pelukanku lalu ku buka bajuku dan Ranipun ikut”an melepas baju yang menempel di tubuhnya sehingga akhirnya kami berdua sudah berada dalam keadaan telanjang. Di hadapanku sekarang tampak jelas buah dadanya yang ranum, kenyal dan berwarna putih mulus, perut yang masih rata lalu batang paha yang pepal mengapit selangkangannya yang berbulu tidak terlalu lebat. Rani juga sempat melihat batang kemaluanku yang sudah berdiri tegak dan setelah beberapa detik kami salng menatap, nafsu kami yang sudah memuncak membuat kami kembali berpelukan. Kulumat bibir Rani dengan ciuman dan kuluman lidah yang panas lalu ku remas dadanya sambil memainkan putingnya yang mengeras kemudian kuhisap buah dada yang berputing merah jambu itu. Putingnya terasa keras menandakan nafsu Rani juga sudah sampai di puncak. Rani mulai merintih, melenguh, menggelinjang tidak karuan sambil menjambak rambutku.

Rani yang juga sudah sama nafsunya membenamkan kembali kepalaku ke dalam ranumnya buah dadanya. Lalu ku raba selangkangannya dan ku temukan gundukan daging hangat yang berbulu itu. Kumainkan jari tengahku memainkan daging kecil yang terselip. Tubuh Rani tersentak-sentak lalu kuarahkan jariku ke lubang kemaluannya yang sudah menganga karena basah dan posisi pahanya yang mengangkang. Dengan pelan tapi pasti kubenamkan jari tengahku itu ke dalamnya.

“Aaaaaahhhhh ….. Yayannggggggg …….”. Rani merintih lalu saat jariku masuk di lubang kenikmatannya dan Rani menggoyangkan pingggulnya mengikuti irama keluar masuknya jemariku itu.

Tangan Rani yang masih bebas, bergerak ke bawah perutku dan menyentuh batang kemaluanku yang sudah sangat keras. Kemudian dengan gerakan yang lembut Rani meremasnya lalu mulai mengocoknya. Gerakannya itu kocokan membuatku tanpa sadar melenguh kenikmatan.

Setelah aku merasa sudah di ambang memasuki kawasan kenikmatan dan kulihat juga Rani sudah ingin diperlakukan sebagaimana mestinya, maka segera ku bopong tubuh bugilnya ke tempat tidur lalu ku baringkan. Ku payungi tubuhnya, ku cium lembut bibirnya dan kurasakan nafasnya telah panas. Perlahan ku geser pahanya agar terbuka lalu ku tempelkan kepala batang kemaluanku yang sudah mengeras sempurna ke bibir lubang kenikmatannya. Perlahan aku dorong batangku dan tubuh Rani menegang saat batangku mulai menerobos lubangnya. Rani memelukku sambil mulutrnya memintih dan Rani pun terbeliak saat batangku sudah masuk setengah lalu dengan sentakan yang kuat kubenamkan seluruhnya batangku dan Ranipun menjerit lirih “ Yayyyyaaaaannnngggg …..oooohhhh “ tubuhnya mengejang dan kurasakan denyutan dinding lubang kemaluannya saat kudiamkan sejenak batangku.

Kemudian aku mulai menggerakan batang kemaluanku keluar masuk, maju dan mundur. Gerakanku yang tidak terlalu cepat disambut dengan goyangan pinggul Rani. Meski tidak sehebat goyang pinggul istriku tetapi gerakan sedikit Rani sudah membutku merasa terlambung tinggi menggapai kenikmatan. Kadang pinggul Rani sampai terangkat saat aku menekan pinggulku dan buah dadanya yang terlihat ranum bergetar dan bergoyang mengikuti irama gerak tubuhnya.

Gerakanku mulai ku percepat dan nafas kamipun mulai memburu lalu

diawali dengan rintihan Rani

tiba-tiba aku merasakan pelukannya semakin mengencang. Terasa kuku-kukunya mencakar di punggungku yang telah basah oleh keringat. Nafas Rani semakin cepat. Lalu tubuhnya mengejang, mulutnya terbuka, matanya terpejam,dan “ Yaayyyyaaaannngggg …..aaaahhhhh..”. Rani menjerit panjang seraya menjambak rambutku, dan batang kemaluanku yang masih bergerak masuk keluar itu terasa disiram oleh suatu cairan hangat. Aku tidak mengendurkan goyangan pinggulku, karena aku sedang berada di puncak kenikmatanku. Kupercepat goyangan pinggulku agar aku segera sampai ke puncak kenikmatan mengejar Rani yang sedang menikmati puncak-puncak kenikmatannya

dan ketika puncakku hamir tiba, kubenamkan batang kemaluanku sedalam-dalamnya lalu ku semburkan cairan kenikmataku membanjiri dasar lubang kenikmatan Rani dan Ranipun menyambut gelombang kenikmatanku dengan mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi sehingga puncak kenikmatan ini tercapai bersama.

Beberapa detik tubuhku dan tubuh Rani mengejang nikmat lalu akhirnya tubuhku ambruk ke sisinya. Rani sempat tersentak saat batangku terlepas dari jepitan lubang kenikmatannya.

Kami berdua terkulai lemas sambil memejamkan mata. Pikiran kami melayang-layang entah ke mana lalu Rani memiringkan tubuhnya memelukku dan akhirnya kami tertidur penuh kenikmatan ……

Sore hari aku terjaga. Tubuh Rani masih ada di sisiku, tertidur dalam kedamaian sehingga aku merasa tidak perlu membangunkannya. Ku bergerak perlahan turun dari ranjang lalu kuselimuti tubuh telanjangnya.

Bergegas aku mandi lalu berpakaian karena aku harus chek in ke Panitia.

Ku tinggalkan kamar menuju lantai tempat seminar diadakan, aku mendaftarkan diri dan menerima beberapa booklet, ID Card dan aku diminta untuk hadir di ruangan jam 20.00 karena ada tamu penting dari pusat yang akan membuka acara tersebut.

Aku balik lagi ke kamar dan ketika aku masuk, kulihat Rani sudah bangun, duduk bersila di ranjang memakai kemejaku yang tadi …..

“ Yayang koq pergi gak bangunin Rani sih ? “ katanya sedikit merengut dan membuat aku jadi gemas.

Ku rengkuh tubuhnya ke dalam pelukanku lalu ku bilang saja bahwa aku tidak mau mengganggu tidurnya.

Tubuh Rani di balik kemejaku tidak menggunakan apa-apa, sempat ku lirik bh dan celana dalamnya masih tergeletak di lantai.

Ku kecup bibirnya dan kuremas lembut dadanya yang mengkal itu lalu ku ajak dia mandi. Segera ku buka lagi baju batikku, karena ku lihat waktu ke jam 20.00 masih lama.

Dengan tubuh telanjang, kami berdua masuk ke kamar mandi dan sambil berpelukan ku buka kran shower …. Kami tertawa-tawa di bawah guyuran air dan sesekali kami berciuman.

Tubuh Rani yang jangkung membuat aku tidak harus terlalu membungkuk saat mengulum dadanya. Rani menggelinjang kegelian dan dia pun membalas dengan meremas batangku yang mulai berdiri.

Kami saling menyabuni dengan diselingi rabaan-rabaan di bagian tubuh kami yang sensitive sehingga tanpa terasa nafas kami malah jadi memburu karena nafsu sudah mulai merasuki pikiran kami.

Ku peluk tubuh Rani yang basah, ku sandarkan dia ke dinding kamar mandi. Rani memeluk leherku saat ku lumat bibirnya dan tanganku memainkan dadanya yang mulai mengeras. Suara jatuhan air shower dan rintihan lembut dari mulut Rani membuat suasana di kamar mandi itu membuat dirahiku mulai mendaki. Kurasakan batang kemaluanku mengeras dengan sendirinya … apalagi ketika ku raba selangkangannya … tubuh Rani menggelinjang kegelian dan dari mulutnya keluar lenguhan” kenikmatan.

Ku usap perutnya, kumainkan pusarnya lalu akupun mulai menurunkan tubuhku …. Kutarikan lidahku disepanjang perutnya yang rata dan saat lidahku sampai ke selangkangannya, kumainkan disitu dan Rani semakin berkejat-kejat kenikmatan. Tangannya meremas rambutku, matanya kadang terbuka terbeliak kadang terpejam merasakan jilatan lidahku di kemaluannya.

Ku ajak Raniuntuk berdiri di dekat wastafel lalu dengan perlahan kuarahkan batangku ke sela-sela pahanya, kemudian dengan sekali dorong ujung kemaluanku sudah masuk ke lubang gadis itu. “Akhhh…Yayyyaaaannng…” desahnya saat batangku menerobos masuk lubangnya. Tanpa basa-basi lagi aku mulai menggerakkan pantatku maju-mundur dengan teratur dan berirama. Kedua tanganku memegangi pinggang gadis itu, sementara tangan Raniberpegangan pada tepian wastafel. “Akhhh…Yaayyyaaannnng …. Aduuuhhh …. gelllliiiiiii….sssshhhhh…” rintihan dan desahan nikmat gadis itu tiada henti keluar dari mulutnya. Sesekali ia menjerit lirih saat batangku menusuk dalam-dalam dan kutahan beberapa saat lamanya. Tanganku kadang meremat bongkahan pantatnya, kadang sambil ku gigit lembut punggungnyam tanganku meremat kedua bukitnya. Aku terus menggerakkan batangku keluar masuk makin lama makin cepat.

Tanganku kini meraih kedua buah dada gadis itu. Kuremas-remas dan kupilin-pilin putingnya. “Auww..akhhhh…Yayyyyyaaaang…akhhh..” desah-desah nikmat gadis itu semakin memacuku untuk segera mencapai puncak kenikmatanku.. “Rannniiiii aaakuuu mau keluar sayangg…hhhhh…” bisikku dengan mata terpejam nikmat. Kembali tanganku memegangi pinggang gadis itu dan bergerak semakin cepat. Tubuhku terasa mengejang saat menuju pada satu titik di ujung kemaluanku. Lalu dengan satu hentakan keras kutancapkan batangku dalam-dalam dan air maniku pun muncrat berkali-kali. “Akhhh….Raaannnniiiiiiii” desahku kenikmatan. “Yyyyaaaaannnnngggg….” Rani pun menjerit nikmat. Rupanya Rani juga sudah mencapai puncaknya. Kucabut batangku lalu kuciumi punggungnya yang basah. Rani menggelinjang kegelian. Kami masih bertahan dengan posisi itu beberapa menit. Kemudian kulepaskan batangku, kubalikkan tubuhnya lalu kupeluk dengan erat dan kuciumi bibirnya dengan lembut dan mesra. Setelah itu kami melanjutkan mandi yang tertunda meski badan kami sudah benar-benar lemas.

Selesai pertempuran di kamar mandi, aku dan Rani mengeringkan badan di kamar lalu sambil berpelukan dalam keadaan telanjang, ku ajak Rani untuk istirahat di sofa. Ku katakana padanya agar dia mau menungguku karena aku hendak mengikuti pembukaan seminar. Ku pesan saja makanan ke hotel agar di kirim ke kamarku dank u nyalakan televise mencari acara yang menarik.

Sebenarnya aku merasa malas untuk mengikuti acara pembukaan karena aku tahu hanya begitu begitu saja tetapi karena aku harus absen, terpaksa ku tinggalkan Rani di kamar. Anak yang manis, tanpa protes dia turuti perintahku dan saat mengikuti pembukaan, pikiranku tidak ada di ruangan itu ….. pidato Dirjen tidak masuk ke otakku malah membuatku menjadi agak mengantuk …. Yaa, aku lelah telah menggumuli tubuh segar yang sekarang tengah berada di kamar hotelku.

Acara yang membosankan akhirnya berlalu, aku dan peserta lainnya dipersilahkan untuk meninggalkan ruangan dan kembali besok pagi untuk memulai seminar.

Segera aku menuju kamarku dan saat masuk kudapatkan Rani tengah asyik menonton acara televisi.

Setelah aku berganti baju, ku ajak Rani untuk ngobrol sambil berpelukan. Dia bercerita tentang kebosanannya tinggal di Surabaya, tentang teman-teman barunya lalu Rani pun bertanya tentang Nur dan Nia.

Aku agak kagok untuk menceritakan petualanganku dengan kedua sobatnya ( Kisah Nur dan Nia ) tetapi Rani memaksaku untuk menceritakan apa saja yang sudah aku lakukan dengan kedua sahabatnya.

Akhirnya ku ceritakan saja apa yang sudah terjadi antara aku, Nur dan Nia ….. Rani menyimak ceritaku dan rupanya ceritaku membuat nafsunya mulai menyala. Gerakan tubuhnya kurasakan bahwa dia mulai terangsang dan demikian pula dengan aku sehingga sambil bercerita, tanganku perlahan membelai dadanya yang hanya tertutup kimono sehingga kurasakan putingnya mulai mengeras dan sesekali ku dengar rintihan lembut dari bibirnya.

Perlahan ku dekatkan bibirku ke putting dadanya lalu ku hisap dengan lembut, sementara tanganku bergerak perlahan memuka simpul di komononya. Saat kimono terbuka, ternyata di baliknya Rani tidak menggunakan apa-apa lagi sehingga tanganku dengan bebas dapat membelai perutnya yang rata dan kencang.

Lalu ku bopong tubuhnya ke ranjang dan sebelum kami berbaring, kami saling melepaskan pakaian sehingga kami jadi bugil seperti bayi. Kembali kami bercumbu, saling mencium, saling meremas dan saling meraba. Rintih dan lenguh kami bagaikan nyanyian indah di ayunan birahi sehingga ketika semuanya sudah terbakar, maka ku teduhi tubuh Rani dan Ranipun melebarkan pahanya.

Kuarahkan batang kemaluanku yang sudah tegak mengeras ke sela pahanya lalu perlahan ku masukkan. Dinding lubang kemaluannya yang ketat dan kencang menyambut kedatangan batang kemaluanku dengan hangat. Ketika kepala kemaluanku tenggelam di dalam lubang kemaluannya, Rani memejamkan matanya dan mulutnya terbuka.

Hangat, basah dan kencang, itulah yang kurasakan ketika meluncur masuk. Pelan-pelan ku tarik sedikit dan masuk lagi. Setelah beberapa tarikan Rani membuka matanya dan menatapku sambil tersenyum. Rani mendesah nikmat. Makin lama makin cepat ayunanku sehingga akhirnya kurasakan lubang kemaluan Rani berkedut.

“Yannnngggg …….. aaaauuuuhhhhh ….” Tubuhnya meregang saat menggapai puncak kenikmatannya dan kemaluannya meremas-remas batang kemaluaku yang tengah berayun maju mundur di lubang kemaluannya. Aku ayunkan terus batangku diantara desah-desah kepuasannya dan aku merasakan sebentar lagi akupun akan meledak. Ku lumat bibirnya yang merekah lalu ku peluk tubuhnya sambil kuhentakan pinggulku, ku benamkan sedalam-dalamnya batang kemaluanku dan ku lepaskan cairan kenikmatanku membanjiri lembah kenkmatan gadis mudaku ini …… tubuhku meregang, ku peluk erat Rani seerat-eratnya hingga beberapa detik sampai ketegangan nikmat itu berlalu dengan indahnya.

SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya

Ku hempaskan tubuhku di sampingnya lalu Rani pun memelukku. Ku tarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang kami dan akhirnya dalam keheningan kamar, kantukpun datang membawa kami dalam tidur nyenyak karena kelelahan ………… Agen Domino99

Posting Komentar

0 Komentar