SAHABATQQ menyediakan DEPOSIT via PULSA TELKOMSEL dan DANA/OVO/GO-PAY MINIMAL 10.000 || AKSES LINK RESMI HANYA Di http://202.95.10.199/ || TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

Nikmatnya Ngewe Pacar Teman Kantor

 Artikel seks - Aku mempunyai teman cowok di perusahaan swasta tugasnya adalah menemui klien jika ada klien yang minta penjelasan dari penawaran yang kantor berikan, hari Jumat biasanya telpon sepi tapi pukul 09.30 pagi tadi ada telpon dari salah satu klien untuk diberi penjelasan mengenai penawaran yang kami berikan.


Sekitar jam 11.00 tiba-tiba datang seorang cewek, dia adalah Lita, kami tahu dia adalah pacarnya Anto. Kami persilahkan Lita untuk masuk dan menunggu Anto yang sedang ada dinas keluar. Lita juga bilang kalau memang disuruh Anto untuk menunggu dikantor.

Lita waktu itu baru pulang dari kantornya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kantor kami. Kami berempat berbincang-bincang diruang tengah. Lita duduk di kursi meja kantor Antoius. Lita mengenakan blazer warna abu-abu dengan rok span diatas lutut. Cantik.

Dari postur tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yang melihatnya pasti akan tergiur untuk mencicipinya. Lita, 23 tahun, mempunyai tinggi kurang lebih 165 cm, 47 kg dan menggunakan bra ukuran (kira-kira) 34c, dan kulitnya putih. Dengan wajah layaknya cewek kantoran.

Sekitar jam 12.25 tiba-tiba Anto telepon kantor memberi kabar kalau 2 roda belakang mobil yang dipakai mengalami kebocoran di jalan padahal posisi dia ada di tempat yang jauh dari pemukiman dan belum sampai ke tempat calon klien. Dia mencoba untuk mencari tempat tambal ban di dekat situ. Anto juga sempat bebincang dengan Lita untuk sabar menunggu.

Kami pun meneruskan perbincangan kami berempat. Dengan bercanda kami juga menggoda Lita dengan cerita-cerita mengenai hubungan dia dengan Anto. Diluar terlihat mulai mendung.

Dan benar saja tidak beberapa lama kemudian turun hujan. Aku mencoba menghubungi HP Anto, dia masih mencari tempat tambal ban dan kehujanan juga. Kami teruskan pembicaraan.

“Lita, gimana “punya” Anto, gede nggak?”, tanya Indra menanyakan sesuatu yang membuat merah padam muka Lita.
“Ah…mas Indra…tanyanya kok gitu…rahasia dong”, jawab Lita malu-malu.
“Gedean mana kalo sama punya Pak Redi ….”, tanya Indra sambil menyebutkan namaku.
“Ah….mas Indra…”, jawab Lita lagi.

Pembicaraan seperti itu pun terus berlanjut. Kami semakin memojokkan Lita dengan pertanyaan-pertanyaan menjurus sex. Kami juga tahu kalau Lita sudah sering berhubungan badan dengan Anto dari cerita Anto sendiri. Dan hal itupun tidak kami tutupi dalam pertanyaan untuk memojokkan Lita.

“Eh, kalian berdua jangan “nganggurin” Lita gitu donk, kasih Lita “minum” ..!” perintahku kepada Indra dan Beni dengan perintah simbolis. Rupanya Indra dan Beni tahu apa maksudku.

“Oh iya, sori Lita, maaf Boss…..!” jawab Beni sekenanya sambil pura-pura berjalan menuju belakang ,padahal dia berjalan kearah belakang kursi Lita dan hal itu tidak disadari Lita. Diluar hujan semakin deras!SahabatQQ

Dengan gerakan kilat Beni merangkul Lita dari belakang….

“Gini..,” kata Beni dengan mendekap erat Lita. “Kamu pikir deh Lita… umurmu baru 23 dan bodymu sexy, ngga kecewa donk kami nyobain kamu” lanjut Beni semakin erat mendekap Lita yang meronta dan terkejut mendapat perlakuan seperti itu.

“Ah … apa-apaan ini” teriak Lita , sehingga tampaklah wajahnya yang ketakutan.

Hal ini semakin membuat kami bertiga jadi horny saja. Tiba-tiba saja Indra menarik kaki Lita.

“Diam…sebentar Lita..!” perintahku sambil mencoba melepas kancing blazer yang Lita pakai.

Lalu Lita dengan terburu buru ikut mencoba melepas rok yang dipakai Lita dan sambil bicara kepada saya, “Dah boss ditidurin aja dulu di lantai”.

Lita semakin meronta dan coba berteriak tapi dekapan tangan Beni dan Indra membungkam erat mulut Lita. Dan teriakan lenyap ditelan suara derasnya hujan.

“Sudah kamu ngga usah melawan, yang penting sekarang kamu santai aja di lantai dan ikutin permainan kami” timpalku.
“Permainan apa …..?” tanya Lita dengan ketakutan.

Tapi kami senang sekali, apalagi saya melihat Lita seperti ini. Saya jadi tambah horny….

“Ok-ok ..baik..,” kata Lita tiba-tiba, “Kalian semua sudah tahu kalau aku sering berhubungan badan dengan mas Anto….tapi jangan ceritakan kejadian ini… aku mau melayani permainan kalian…”, kata Lita membuat kami bertiga terkejut mendengarnya.

Tiba-tiba saja Lita langsung mendekati saya dan segera menciumi saya di bibir.. Otomatis saya merespon. Lidah kami saling ‘bergerilya’. Kemudian ciuman Lita berganti ke bibir Beni, hm.. enaknya pikirku. Dan berganti lagi ke bibir Indra. Aku jilati leher Lita, terus dia juga menjilati kuping Indra.

Tanpa sadar Lita mendesah, “Ahh, enak, Mas… terus..!”
“Sekarang aku buka baju kamu….! Tapi tangan kamu tetap diam…. boleh pegangan jalantol Beni atau Indra ..!” kataku.
“Aduh dingin dong..! Masa mau ML saya yang ditenjangi dulu..!” jawab Lita.

Dengan cepat aku membuka baju Lita dan langsung aku lempar. Dengan sigapnya Indra dan Beni langsung bergerilya di dada Lita. Dinaikkannya BH Lita sehingga mereka berdua bisa menggigit kedua puting Lita.

“Ahh, enak gigitannya….” Lita mendesah pelan.

Samar-samar saya melihat Lita sambil memperhatikan wajah saya dan dia tersenyum. Sekarang tangan saya mencoba mencari buah dada Lita untuk saya remas-remas. Beni dan Indra segera menuju bagian bawah tubuh Lita.

“Pokoknya santai saja Lita…!” kata Beni sambil menaikkan rok yang dikenakan Lita.
“Hmm.., CD model low cut dengan warna hitam nih..!” ujar Indra sambil bergumam melihat CD yang dipakai Lita.
“Kamu tahu saja kesukaan kami..!” kata Indra, “Dan kamu seksi banget dengan CD warna ini, bikin kita horny….!” kataku. Dan sekarang Lita sudah berjongkok untuk dia mulai ber-‘karaoke’.
“Oohh, enak, sedot lagi yang kuat Lita..!” kata saya sambil mendesah.

Kurang lebih 15 menit Lita telah ber-‘karaoke’ terhadap penis kami bertiga. Kemudian Lita dengan perlahan melepas sendiri seluruh baju, rok dan pakaian dalamnya.

“Sekarang…sentuh tubuh telanjangku….!” kata Lita memerintah kami bertiga.

Kesempatan ini tidak kami sia-sia kan. Langsung saja saya rebahkan Lita di lantai dan saya jilati vaginanya, dan Beni juga tidak kalah ganasnya menyedot habis kedua putting Lita sedangkan Indra melumat habis bibir Lita. .Samar-samar saya mendengar Lita mulai mendesah.

Kali ini saya gantian ke buah dada Lita, saya menjilati dulu pinggirnya secara bergantian, dari kanan ke kiri. Tetapi saya tidak menyentuh sedikit pun puting Lita.

Dan Lita kemudian bicara, “Ayo isep… puting saya..!”
“Wah ini saatnya ..!” pikir saya dalam hati.
“Kamu minta diisep puting kamu..!” jawab saya sambil tersenyum.


Saya lihat Beni dan Indra tersenyum melihat Lita terkapar pasrah. Tidak lama setelah saya memainkan buah dada Lita, saya turun lagi ke vaginanya. Tampaklah bulu-bulu vagina Lita yang begitu halus dan dicukur rapih. Dengan sigap saya langsung menghisap vagina Lita.

“Ohh.. enakk..! Terus donk Mas..!” sahut Lita sambil mendesah.

Kalimat itu membuat saya tambah semangat, maka saya tambah liar untuk menghisap vaginanya.

“Ahh….aku mau keluar,” lirih Lita

Dan tiba-tiba saja cairan vagina Lita keluar diiringin teriakan dari Lita.

“Mas, kamu kok hebat ….mainin memekku..?” kata Lita terputus-putus.
Saya hanya tersenyum saja.

“Masukin punya mas…sekarang..!” pinta Lita.
“Nanti dulu, puting kamu aku isep lagi..!” jawab saya.

Maka dengan cepat langsung puting yang berwarna coklat muda itu saya hisap dengan kencangnya secara bergantian, kiri dan kanan.

“Ahh, enakk mas..! Kencang lagi..!” teriak Lita.

Mendengar suara cewek lagi terangsang begitu membuat saya tambah horny, apalagi penisku sudah dari tadi menunggu giliran ‘masuk’. Maka langsung saja saya memasukkan penis saya ke vagina Lita.

“Sempit banget memek Lita…!” pikir saya dalam hati.

Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga penis saya ke vagina Lita

“memek kamu enak dan sempit ….” kata saya dengan napas yang mulai tidak teratur.

Dan kalimat saya dibalas dengan senyum oleh Lita yang sedang merem melek. Begitu masuk, langsung saya goyangkan. Yang ada hanya suara Lita yang terus mendesah dan teriak.

“Terus mas… tambah cepet ..!”

Dan sekilas di samping saya tampak Beni dan Indra dengan penis mereka sudah menegang.

“Sabar …tunggu giliran kalian, sekarang aku beresi dulu memek Lita ini..!” jawab saya sambil sambil menggoyangkan Lita.

Beni dan Indra hanya menganggukan kepala. Tidak lama kemudian Lita minta ganti posisi, kali ini dia mau di atas. Kami pun berganti posisi.Agen Domino99

“Ahh.., enakk.., penis mas terasa banget didalam..!” teriak Lita sambil merem melek.
5 menit kemudian Lita teriak, “Ahh.., aku keluar lagi..!” dan dia langsung jatuh ke pelukan saya.

Tetapi saya belum keluar. Akhirnya saya ganti dengan gaya dogy.

Kali ini kembali Lita menjerit, “Terus… mas..!”

Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya sudah mau keluar.

“Lita, mau keluarin dimana..?” tanya saya.
“Di muka saya saja.” jawabnya cepat.
Kemudian, “Croott.., crott..!” sperma saya saya keluarkan di wajah Lita.

Kemudian Lita dengan cepat membersihkan penis saya, bahkan saya sampai ngilu dengan hisapannya. Tidak lama saya pun jatuh lemas di sampingnya. Saya melihat Beni dan Indra meremas penis masing-masing dan dia pun melihat Lita dengan tatapan ingin mendapat perlakuaan yang sama seperti saya.

Tiba-tiba saja Indra mencium Lita dengan ganasnya. Secara otomatis Lita membalasnya. Kemudian ciuman Indra mulai turun ke leher Lita dan dada . Lita hanya pasrah diperlakukan seperti itu. Dada Lita diremas-remas oleh Indra dan sapuan lidahnya mulai turun ke daerah bawah.

“Hmm.., vag|na kamu bakal aku bikin basah lagi…..!” kata Indra dengan suara menggoda.

Kemudian tanpa diperintah Indra segera mencium dan menjilati vag|na Lita dengan lahapnya seperti orang yang kelaparan.

“Ahh.. ahh.. ahh.., enak mas..!” timpal Lita.

Kemudian Beni tidak mau kalah, segera Beni raih buah dada Lita dan segera menghisapnya. Beni mulai dari putingnya yang kanan, kemudian beralih ke yang kiri, Beni juga remas-remas buah dada Lita.

“Yang kencang mas..!” kata Lita lirih.

Kurang lebih 5 menit Beni memainkan dada Lita, kemudian Beni turun ke vaginanya. Tampaklah vagina Lita yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang rapih itu sudah tampak basah.

“Memek kamu sudah basah Lita.., sudah ngga tahan yach..?” kata Beni sambil tersenyum.

Lita hanya menangguk saja tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Kemudian Beni mendekatkan mulutnya ke depan vagina Lita, dan langsung Beni hisap jilati vagina Lita

“Teruss..! Enak…mas!” itulah suara yang terdengar dari mulut Lita .

Setelah 10 menit Beni memainkan vagina Lita, Beni melakukan gerakan lebih jauh. Dan dengan segera Beni memasukkan penisnya ke dalam vagina Lita.

“Pelan-pelan….!” kata Lita.

Beni hanya tersenyum dan segera mencium Lita, dan Lita pun membalasnya dengan penuh semangat.

Bless, seluruh penis Beni kini berada di dalam vagina Lita. Dan tanpa dikomando lagi Beni segera bergerak diikuti goyangan pinggul Lita. Lita memeluk Beni begitu eratnya dan Beni memperhatikan wajah Lita yang sedang merem melek seakan-akan tidak ingin berhenti memperoleh kenikmatan.

5 menit kemudian Lita ingin berganti posisi.

“Gantian dogy …!” pinta Lita

Beni turuti saja kemauan Lita.

“Bless, bless.., bless..!” sedikit terdengar suara penis dan vagina yang sedang berlomba, karena vagina Lita sudah basah dan menurut Beni, Lita tidak lama lagi akan keluar.

Dan benar saja dugaan Beni, tiba-tiba saja Lita teriak, “Ah.., ahh.., ahh.., aku keluar..!”

Kemudian Lita langsung jatuh lemas dengan posisi telungkup, sementara penis Beni masih tertancap dalam vagina Lita. Beni segera menggerakkan penisnya supaya dapat juga segera keluar. Tidak lama Beni terasa ingin keluar.

“Keluarin di mana Lita..?” tanya Beni.
“Di dalam …..!” jawab Lita dengan suara yang terbata-bata.
Lalu, “Crott, crott..!” penis Beni segera mengeluarkan semburan spermanya.
“Ahh..!” Beni bersuara dengan keras, “Enak….!” lanjut Beni.

Kemudian Beni langsung rebah di sebelah kanan Lita, sementara Indra tersenyum memperhatikan mereka berdua karena belum mencicipi Lita.

“Wah capek kamu Lita..?” tanya Indra.

Lita yang sudah lemas hanya dapat tersenyum. Setelah istirahat beberapa menit, Lita melanjutkan meladeni permainan Indra. Tanpa terasa hampir 3 jam kami menikmati tubuh Lita. Setelah selesai kira-kira setengah jam sebelum jam 4 sore Anto datang.

Kami hanya tersenyum melihat Anto mencium pipi Lita dengan sayang.

Posting Komentar

0 Komentar